Kota Bekasi, Dua anggota DPRD Kota Bekasi, Camat Bantar Gebang, Lurah Cikiwul, Babinsa, RW, dan RT mengunjungi rumah Ketua IPI Tarmin untuk mengklarifikasi terkait warga yang diminta menebus daging kurban senilai Rp 15.000 per kantong. Dalam pertemuan ini, Ketua IPI Tarmin menjelaskan kronologisnya kepada Tim yang hadir di rumah nya. Tarmin juga menyatakan kesiapannya untuk mengembalikan uang hasil penebusan daging kurban yang viral dan menghebohkan di Kecamatan Bantar Gebang dan Kota Bekasi.
Dalam pertemuan tersebut Tarmin siap mengembalikan uang hasil penebusan daging kurban kepada warga sebesar Rp 2.610.000.”
Saya siap mengembalikan semua uang hasil penebusan daging kurban ke warga sebesar Rp 2.610.000.” Ucap Tarmin.
Camat Bantar Gebang mendorong pengembalian dana segera mungkin. Agar langkah-langkah yang di lakukan oleh Ketua IPI Tarmin dapat menyelesaikan masalah ini. Agar tidak lagi menjadi kegaduhan di kecamatan Bantar Gebang maupun di kota Bekasi. Ujar Camat Bantar Gebang.
Camat Bantar Gebang berharap masalah ini dapat segera terselesaikan dan tidak ada lagi kegaduhan di Warga, di kecamatan bantar gebang, maupun di Kota Bekasi. Dengan langkah konkret ini, diharapkan kepercayaan masyarakat dapat kembali dan kegiatan warga dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuannya.
Kami mendorong segera mungkin untuk dikembalikan dan mengapresiasi atas langkah Tarmin untuk mengembalikan uang hasil penebusan daging kurban supaya masalah segera terselesaikan dan tidak lagi menjadi gaduh. Tegas Camat. (9/6/2025).
Dengan adanya klarifikasi dan langkah konkret ini, diharapkan masalah dapat terselesaikan semuanya.
Berita sebelumnya: Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan warga di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, diminta membayar Rp 15.000 per kantong untuk mendapatkan daging kurban. Praktik komersialisasi daging kurban ini memicu kemarahan dan kecaman dari berbagai pihak.
Dalam video tersebut, seorang ibu mengaku membeli tiga kantong daging seharga Rp 45.000. Kejadian ini diduga terjadi di Kelurahan Cikiwul dan melibatkan oknum organisasi masyarakat (ormas) setempat.
“Hewan kurban kok dikomersilkan, kacau benar bangsa ini. Walaupun dibandrol murah, tetap itu bukan haknya, tegas Iskandarsyah, Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute.
Klarifikasi melalui video di grup wa, pihak ketua IPI Tarmin minta maaf atas video yang beredar dan viral. Taemin menjelaskan itu adalah miskomunikasi. Yang sebenarnya itu untuk biaya pemotongan dan panitia. Jelasnya dalam video.
Warga setempat mengaku kecewa dengan kejadian ini, karena daging kurban seharusnya untuk mereka yang tidak mampu, bukan dijual. Pihak berwenang diharapkan segera menangkap dan menindaklanjuti laporan ini untuk mencegah penyimpangan serupa di masa mendatang juga memberikan efek jera.
Dengan adanya kejadian ini, masyarakat berharap pihak berwenang dapat meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap praktik penyimpangan dalam pelaksanaan kurban.( AS).